POLITIKACEH.COM | JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meminta semua pihak mewaspadai potensi ancaman yang muncul di wilayah perbatasan Indonesia. Menurut analisa Gatot, ada dua wilayah perbatasan yang memiliki potensi ancaman. Keduanya yakni, wilayah Laut China Selatan dan perbatasan Australia di sekitar Pulau Masela.
Gatot mengatakan, Pulau Masela merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang jaraknya hanya 475 Km dari Darwin, Australia. Di blok tersebut, terdapat kekayaan minyak yang luar biasa.
Sementara itu, di Darwin, pihak Australia meningkatkan kekuatan marinirnya dengan mendatangkan personel marinir dari Amerika. “Saat ini ada 1.500 marinir Amerika yang akan ditingkatkan menjadi 2.500. Australia sedang bangun kapal pendarat, ini patut diwaspadai,” ujar Gatot di Universitas Trisakti, Jakarta Barat, Jumat (11/11).
Potensi ancaman lain, kata Gatot, berasal dari wilayah Laut Cina Selatan. China saat ini tengah memberlakukan zona pertahanan udara di wilayah itu. Kebijakan itu disebut oleh Gatot dapat menimbulkan konflik negara-negara sekitar.
Tak hanya memberlakukan zona pertahanan udara, China juga memberlakukan zona ekonomi eksklusif di wilayah perairan di sekitar Natuna. “Beberapa waktu lalu ada nelayan China sedang cari ikan dikawal Kapal Penjaga Pantai. Secara tersirat, China menganggap perairan itu bagian dari wilayahnya,” kata Gatot.
Selain dari wilayah perbatasan, potensi ancaman juga muncul dari kerja sama pertahanan Five Power Defence Arrangements (PFDA) yang digagas oleh negara-negara persemakmuran Inggris yaitu Ingris, Australia, Singapura, Malaysia, dan New Zealand.
Menurutnya, jumlah kekuatan gabungan PFDA sangatlah besar. Menurut Gatot, kerja sama pertahanan itu patut diwaspadai karena tiga negara PFDA berada sangat dekat dengan Indonesia.
“Makanya kerja sama militer itu kita sangat berhati-hati. Jangan sampai nanti saat dikasih masuk, mereka seenaknya di sini,” tegas Gatot.||(Sindonews)