LHOKSUKON - ”Angen itam meuputa-puta siteungoh jeum leubeh. Loen pike ka tsunami, rhet seumangat teuh. Angen jih lagee topan, leubeh parah bak puteng beliung (Angin hitam berputar-putar lebih dari setengah jam. Saya pikir sudah tsunami, jatuh roh saya).”
Hal itu dikatakan Umar Samidan, 48 tahun, warga Gampong Alue Baroe, Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara, Jumat, 6 Januari 2017 sore.
Menurut Umar, kejadian itu terjadi pukul 13.05 WIB. Saat itu, ia bersama keluarganya sedang berada di dalam rumah. Ia sempat keluar dan melihat angin hitam berputar kencang.
“Rumah saya ikut tertimpa pohon sentang yang tumbang, sehingga atap bagian belakang hancur total. Sambil menggendong anak, saya sempat melihat atap rumah bantuan milik Kak Baidah, diterbangkan angin dan jatuh ke rumah M Nasir, yang berselang satu rumah dari Kak Baidah. Rumah keduanya dekat dengan rumah saya,” jelasnya.
Melihat angin menerbangkan atap rumah, Umar memilih menyelamatkan keluarganya.
Sementara itu, Geuchik Gampong Alue Baroe, Budiman menyebutkan, empat rumah warga di gampong tersebut rusak parah diterjang angin. Masing-masing, Fahrurazi, Kak Baidah, M Nasir, dan Umar Samidan.
“Untuk saat ini mereka (empat keluarga) terpaksa mengungsi ke rumah kerabat dan tetangga, karena rumahnya rusak parah. Hal ini sudah saya laporkan ke camat,” kata Geuchik Budiman.
[]portal1