BIN Sebut Ada Intimidasi Bersenjata di Pilkada Aceh dan Papua

0
13
BIN Sebut Ada Intimidasi Bersenjata di Pilkada Aceh dan Papua||Ilustrasi

POLITIKACEH.CO | Jakarta - Badan Intelijen Negara (BIN) mengungkap praktik intimidasi yang dilakukan kelompok bersenjata kepada masyarakat di beberapa daerah penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah 2017.

Intimidasi itu disampaikan Deputi II BIN Mayor Jenderal M. Thamrin Marzuki pada rapat koordinasi kesiapan pemungutan dan penghitungan suara Pilkada 2017 di Kantor Komisi Pemilihan Umum RI, Selasa (7/2).

Menurutnya, intimidasi kelompok bersenjata kerap terjadi di Provinsi Aceh dan Papua.

Iklan Muallem - TA KhalidIklanIklan Muallem - TA Khalid

“Ini terjadi, bahkan di antara kelompok bersenjata itu jelas dia menyampaikan dukungan ke salah satu pasangan calon di Papua,” kata Thamrin.

BIN telah mengantisipasi terjadinya teror kelompok bersenjata dalam jangka waktu panjang di tujuh daerah di Papua. Menurut Thamrin, beberapa daerah itu juga termasuk kawasan yang tingkat kerawanannya tinggi di Pilkada 2017.

Daerah-daerah yang diantisipasi dan diperhatikan oleh BIN adalah Kota dan Kabupaten Jayapura, Kabupaten Nduga, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Yapen, Kota Jayapura, Kabupaten Puncak Jaya. Sementara, ada enam daerah yang diperhatikan karena rawan penggelembungan suara di Papua.

“Rawan penggelembungan suara dan intimidasi dari kepala suku karena ada enam daerah di Papua yang masih menggunakan sistem noken,” tuturnya.

Mengantisipasi intimidasi dan potensi penggelembungan suara, BIN meminta ada pengawas independen di Aceh. Selain itu, Thamrin juga berharap ada tambahan personil keamanan yang dikerahkan pihak kepolisian di Aceh dan Papua.

Lembaga intelijen juga mengimbau calon kepala daerah tidak merayakan kemenangan di Pilkada 2017 dengan berlebihan. Sebab, menurut Thamrin, perayaan semarak kerap memancing konflik pasca Pilkada.

“Euforia kemenangan tolong peserta pemilu jangan berlebihan. Itu kerap memicu,” katanya.||(CNNIndonesia)