POLITIKACEH.CO | BANDA ACEH – hasil pembanding Pilkada Aceh yang memiliki julukan Quick Count (QC) dan Real Count (RC) menjadi sebuah media yang ramai dipantau dan cemermati masyarakat Aceh khususnya, dan tak jarang sebagian tim pemenangan kandidat menyatakan menang dari hasil tersebut.
Namun Ditinjau dari perjalanannya QC dan RC memiliki sebahagian keunikan yang salah satunya merupakan alat untuk pasangan calon pada Pilkada ini menganggab dirinya sabagai juara dalam pertarungan Pilkada atau sebagai alat untuk membangun persepsi. Banda Aceh, sabtu (18/02/107)
Mengamati hal tersebut Hendro Saky selaku pengamat mengatakan di akun facebook pribadinya menilai bahwa hasil RC dan QC Irwandi-Nova konsisten pada kemenangan namun tidak konsisten terhadap perolehan angka H. Muzakir Manaf.
Hal ini ditinjau dari hasil QC yang di Rilis oleh Irwandi-Nova pada Rabu (15/02) lalu, Tarmizi A Karim 10,9 %, Zakari Saman 4,7 %, Abdullah Puteh 4,6 %, Zaini Abdullah 9,6%, Muzakir Manaf 27,4%, Irwandi 42,9% dari hasil keseluruhan persentase tersebut menunjukkan angka 100.1% yang artinya Persentase perolehan semua kandidat melebihi nilai 100 persen.
Dilihat lagi pada jum’at (17/02), tim Irwandi/Nova merilis hasil Real Count (RC), dengan persentase Tarmizi Karim 16,67%, Zakaria Saman 5,60%, Abdullah Puteh 1,74%, Zaini Abdullah 7,16%, Muzakir Manaf 31,31%, Irwandi Nova 37,52% dengan total persentase keseluruhan mencapai 100%.
Maka dari hal tersebut, mari kita perhatikan, kenapa berbeda hasil QC versus RC pasangan Irwandi Nova, yakni QC 42,59 persen >< RC 37,52 persen, Perbedaan hasil QC versi RC pasangan Irwandi/Nova membuktikan bahwa, hasil RC mereka membantah sendiri hasil QC yang sudah di publis sebelumnya.
“Kenapa ini bisa terjadi?, Hasil QC memberikan gambaran terukur dan pasti berada pasa rentang hasil RC, yakni berada pada angka diatas x% atau berada dibawah x% dari angka QC. Nah, nilai x disini adalah Margin Of Error atau MoE” jelas Hendro Saky.
“Hasil QC Irwandi/Nova telah terjadi pabrikasi, dimana ada Error sebesar 0,1 persen dari total 100 persen dari prosentase perolehan seluruh kandidat,”tambahnya.
Hendro Saky juga menjelaskan, “Dalam statistika apakah kesalahan 0,1 persen dapat di tolerir?? Jawabannya TIDAK BISA, sebab penyelenggara telah memberikan ruang toleransi Nilai X atau MoE. Sehingga secara statistik hasil QC di ragukan kebenarannya, sebab menyalahi prosedur perhitungan”.
“Lantas, mengapa hasil RC yang di rilis hari ini, yakni 37,52 persen, berbeda dengan hasil QC mereka?, Secara teori, hasil QC tidak pernah meleset atau berbeda jauh atas hasil RC. Nah, jika pun kemudian ini berbeda, maka ada 2 masalah, pertama Pabrikasi data dan kedua Kesalahan metode,” ujarnya.
Hendro Saky juga menyatakan bahwa semua itu akan terjawab pada hasil pleno KIP, dan berharap tim yang bersangkutan dapat menjelaskan hal tersebut, “Namun tentu, semua tentu akan terjawab pada hasil pleno KIP Aceh pada 25-27 Februari 2017 nanti,”.||(HS)